Pembalakan kayu (illegal logging) atas hutan-hutan di banyak pulau di Indonesia yang intensitasnya semakin "gila-gilaan" selama tahun 2006 ini telah melukai siapapun dan apapun dalam lingkup individu dan komunitas. Pepohonan di hutan ditebangi secara membabibuta, tanpa memperhitungkan akibat yang sedang dan akan ditimbulkan oleh aktivitas pembalakan liar tersebut. Pada titik ini masih banyak anggota masyarakat yang belum sadar bahwa illegal logging harus dihentikan secepatnya atau... kedatangan hari penghakiman (sebut saja "kiamat" atau bencana) akan dipercepat untuk menghukum bumi ini.
Sang DalangTidak perlu saya sebutkan siapa saja "manusia-manusia sok hebat dan patentengan" tersebut karena nama-nama mereka muncul hampir setiap hari di surat kabar dan media lain perihal proses peradilan mereka yang kita tau bersama: masih sangat lambat dan aparat terkait terkesan mengulur waktu. Para pengusaha pemegang HPH alias surat sakti untuk menebas batang pohon telah mempergunakan "wewenang" mereka dengan sembrono. Misal, HPH yang memperbolehkan untuk menebang hutan seluas sepuluh hektar ternyata di lapangan si pengantong HPH tersebut malah menyerobot lebih dari 200 hektar wilayah hutan bahkan lebih. Secara psikologis, mereka beranggapan bahwa hutan merupakan sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbarui -ini benar- dan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan perut dan otak koruptor mereka -ini salah-. Untuk apalah mereka korupsi area hutan? Tokh, hartanya nggak dibawa sampai ke liang lahat. Anak-anaknya paling juga nanti mati akibat OD atau ditabrak truk gandeng karna harus menanggung kutuk yang ditanggungkan atas perbuatan korupsi lahan yang diperbuat orangtua mereka. Idealnya, penggunaaan lahan hutan dan segala sumber daya alam lain di bumi ini adalah penggunaan yang optimal bukan maksimal. Dengan demikian sumber daya alam dapat masih cukup tersedia untuk skala waktu yang sedikit lebih panjang. Salah satu perintah Tuhan/Jevohah/Elohim/Adonai (Allah yang dipercayai tiga agama samawi sebagai Pencipta dan Pemilik Alam Semesta hingga kini) sebelum terjadinya Tragedi Taman Eden adalah "...penuhilah bumi dan taklukkanlah itu..." (Kejadian 1:28 Alkitab LAI). Perintah ini bukanlah sebagai legitimasi atau alat pembenaran bahwa bumi ini harus dikuras segala isinya secara maksimal tetapi harus diolah, ditaklukkan dan dikuasai dengan benar demi kepentingan dan keselamatan manusia itu sendiri. Bila SDA dipergunakan secara maksimal maka konstelasi bumi akan berubah drastis dan berbuntut bencana atas manusia, dengan kata lain bumilah yang menaklukkan manusia.
Tindakan pembalakan kayu ini sulit diselesaikan karena -seperti kita ketahui bersama- terdapat politik pembusukan nurani antar pihak-pihak yang terkait dengan usaha pengelolaan hutan. Bila kita melihat para pejabat dan aparat level atas yang sepertinya berniat menghentikan tindakan pembalakan kayu secara permanen maka kita akan -tetap dan selalu- kecewa melihat para pelaksana lapangan (grass root) ternyata masih melindungi para perusak lingkungan tersebut dengan berbagai cara, terutama suap. Seperti lingkaran setan, tindakan pembalakan kayu sulit diberantas akibat konstelasi politik jahat yang mengendap di negeri ini. Kasihan sekali kita ini.
Bencana Akibat Pembalakan KayuSaya melihat banyak bencana yang sedang dan akan muncul akibat tindakan pembalakan hutan ini dalam berbagai bentuk yang saling beruntun: konstelasi alam, kesehatan, stabilitas perekonomian nasional, serta pertahanan keamanan negara.
Pada tahap akut, pembalakan hutan akan membuat perubahan iklim dan bencana alam yang besar. Limpahan air tawar di laut sementara hujan terus mengguyur sebagian besar perairan Indonesia akan membuat kadar garam (salinitas) di laut menurun. Menurunnya kadar salinitas ini akan menimbulkan perubahan pada pergerakan angin, ketinggian gelombang, level pasang surut, pergerakan arus laut, dan tingkat suhu air laut. Semua akan berubah dan melenceng dari konstelasi alam yang seharusnya. Periode musim hujan dan musim kemarau tidak dapat diprediksi dengan pasti, dengan kata lain akan terjadi perubahan iklim tak terduga di Indonesia dan region Asia Tenggara berikut dunia. Selain itu saya menduga akan terjadi perubahan ekosistem laut Indonesia. Ikan-ikan akan bermigrasi keluar perairan Indonesia dan pertumbuhan tanaman laut terhambat sehingga perairan Indonesia tidak memiliki benteng alam dari limpahan air laut, terjangan air akibat tsunami misalnya. Bila pembalakan hutan dibiarkan, saya memprediksi pada tahun 2009 jumlah hutan akan hampir habis dan Indonesia akan kerap ditempa bencana yang intensitasnya semakin besar setiap tahunnya akibat ketidaksiapan pemerintah dan rakyat menghadapi perubahan konstelasi alam. Masih banyak lagi kemungkinan bencana yang dapat timbul akibat pembalakan hutan ini namun analisa bencana saya tersebut masih dalam versi "beta".
Hukuman Yang layakHukuman harus dilaksanakan. Dari analisa dan visi yang saya tulis diatas, saya menilai bahwa hukuman yang pantas bagi para pelaku pembalakan hutan adalah tembak di tempat bila kebetulan kepergok sedang membalak hutan. Tembak di tempat bukanlah dengan menembak hingga mati, namun dengan menembak anggota tubuh lain yaitu kaki sehingga mereka lumpuh. Pemerintah harus tegas, Pak SBY dan Pak JK berikut aparat juga anggota dewan harus tegas dalam menegakkan hukum. Mereka harus dapat menunjukkan bahwa hukum tidak dapat dibeli, proses peradilan harus dijalankan. Bila mereka tidak lagi memperdulikan hutan maka, ya... kita bersiap-siap menghadapai bencana alam besar beruntun selain juga menghadapi bencana-bencana sosial yang saat ini begitu hebat menantang generasi ini.
Yang Harus Kita LakukanMasyarakat saat ini harus membangun kesadaran esensial akan pentingnya hutan berikut pengelolaannya. Kita juga harus masih percaya kepada pemerintahan yang berkuasa dalam menegakkan hukum bagi para pelaku pembalakan, lakukan juga konservasi hutan secara menyeluruh. Dan bloggers... kita janganlah menjadi individu egois di dunia ini. Masing-masing kita setidaknya harus menyuarakan kepedulian kita akan hutan di blog kita masing-masing, dengan kata lain sebagai pengawal upaya teman-teman offline yang memang giat menyuarakan pentingnya pemeliharaan hutan. Tokh, kita semua tak harus jadi anggota Greenpeace. Persetan masalah IT, cacimaki online, CMS, CSS, RSS, pengembangan web, dan segala macam hal terkait kalau bencana mengancam di depan mata akibat sikap tidak mau tau kita. Kita buka mata hati masing-masing. Tidak usah merasa paling suci dengan menulis ayat-ayat dari kitab suci masing-masing (terlalu sering saya membaca blog yang selalu menyajikan doktrin tanpa ia sendiri berbuat atau mengeluh tentang penghinaan yang dilakukan umat agama sebelah terhadap agama yang dianutnya atau malah terlalu sibuk mengurusi urusan konflik negara lain yang letaknya sangat jauh dari Indonesia), kita terlalu sibuk mengurusi urusan masuk surga sementara bumi yang saat ini kita tinggali telah menjadi neraka! Pemaparan doktrin/dogma memang perlu, namun bila kita tak berbuat maka sama saja bohong, kita dilaknat!
Saya sadar post ini menunjukkan keterbelakangan dan kebodohan saya. Silahkan menganggap saya sebagai radikal. Inilah saya, apa adanya dalam bersuara. Satu suara saya tidak akan berarti, kita -bloggers- setidaknya menulis post di blog kita terkait pembalakan liar dan akibatnya, dukung suara-suara yang mengharapkan dihentikannya pembalakan hutan. Bila bloggers mau, silahkan copy-paste post saya ini atau tempelkan (tag) banner berikut di blog masing-masing (bisa juga membuat banner baru yang lebih bagus). Bila lima ratus blogger peduli akan hutan maka pengamat online dari pihak pemerintah akan bertanya-tanya apa yang kita mau. Gunakan people power yang dimiliki kaum blogger Indonesia dan dunia. Kita mau supaya pembalakan hutan dihentikan atau setidaknya upaya kita akan menyelamatkan beberapa hektar hutan lagi di masa mendatang. Terimakasih...
<img src="http://i103.photobucket.com/albums/m143/elenetm2/bloggers_care_forests.png" title="Bloggers care forests... STOP ILLEGAL LOGGING!...">