Saturday, December 09, 2006

Pembelaan Akademis

Ternyata tindakanku beberapa waktu lalu yang batal mengadukan dua plagiator karya tulisku berbuah manis. Rasanya mau ketawa keras-keras diatas "penderitaan" mereka yang kemarin (Rabu, 6 November) ditegur keras karena tindakan mereka mempermalukan pihak akademis dan juga membahayakan mereka dan juga diriku, tapi ini bukan saat yang tepat untuk menertawai.

Pada beberapa post sebelumnya aku keliatan begitu marah karna karya tulisku ditiru habis-habisan tanpa sepengetahuanku. Dalam hati aku marah dan nggak bisa nerima kenyataan. Tapi aku memilih mengalah, aku biarkan mereka melakukan "pencurian/pembunuhan" (tindakan yang sebetulnya sangat nggak pantas karna aku secara nggak langsung menjerumuskan mereka). Aku memilih untuk merevisi tulisanku. Eh, ajaib. Dosen pembahas kemarin bisa tau kalo si plagiator itu menjiplak tulisanku. Dia ditegur dan *let's say* dipermalukan secara akademis, banyak pertanyaan gak bisa dijawabnya dan sistematika jawabannya bisa kunilai so childish. Maluuu kali (luar Sumatra Utara: banget). Nggak taulah caranya si bapak dosen itu bisa tau kalo tulisanku yang ditiru. Mungkin karna beliau sering baca tulisanku di kelas. Mungkin.

Secara keseluruhan seminar kemarin bisa dikatakan lancar dengan dibumbui sedikit "insiden". Aku sendiri dapat giliran pertama (jam delapan pagi) untuk seminar kemarin. Puji Tuhan aku bisa ngejawab pertanyaan2 dan "serangan" dari para dosen. Nggak sampai "babak belur" alias sampai keringat dingin dan gemetaran kayak beberapa orang lain di kuliahan yang udah maju seminar beberapa minggu lalu. Jujur aja ya, kemarin aku gugup! Kegiatan berbicara di kelas sebenarnya hal yang biasa bagiku. Tapi kemarin konteks acaranya kan lain dan aku maunya perfect. Ya itulah masalahnya, karna berniat perfect dalam presentasi dan menjawab pertanyaan malah aku jadi kebawa gugup. Ya sudahlah, nilai memuaskan dan sedikit revisi (yang diberi si dosen) bagiku sudah pantas untuk membayar kegugupanku dan aku dinyatakan lulus dan boleh maju untuk mengikuti ujian meja hijau a.k.a sidang. Ah, rasanya koq lama sekali ya? Selesai PKL pada awal Oktober tapi ujian meja hijau aja belum. Hmm, pak dosen itu memang sibuk terusss, jadwal bimbingan kadang diundur. Udahlah itu, gak perlu dilanjutin. Yang penting sekarang aku bisa bernafas sedikit lega karna si plagiator harus menanggung malu dan cercaan orang2 di kuliahan. Duh, kejam sekali aku ini, tapi biarin ajalah tokh dia udah aku peringatkan sebelumnya supaya jangan jadi plagiator *Makanya jangan asal nyontek atuh, dari zaman Soekarno tea' till internet era kamu nggak merubah kebiasaan jahatmu*. Selanjutnya, meja hijau here I come...

No comments: