Thursday, December 18, 2008

Website: Senjata Meningkatkan Penjualan di Masa Resesi

Surviving the recession, this should be on top of every executive's mind recently. Yes, it should be so. Saya mengingat dengan baik, dua bulan sebelum saya keluar dari industri seafood, yang notabene merupakan komoditas ekspor, ada banyak pabrikan yang menerapkan efisiensi finansial di banyak lini untuk tetap mencoba bertahan di masa awal resesi. Tak heran, karyawan-karyawan grass root yang saya temui di lapangan mulai bertanya-tanya, berpraduga apakah perusahaan tempat mereka bekerja akan terus beroperasi, atau mereka yang akan segera kehilangan sumber nafkah. Ini belum lagi ditambahi isu pemutusan hubungan kerja besar-besaran pada tahun 2009 mendatang. In my opinion, laying off your staffs could not be the best option to survive the recession.

So how can we boost our sales now? How may it be? Whilst, demands are slowing down and prices remain "ridiculous". There are still may ways to boost your sales. You don't have to spend money to attend international exhibitions and build great pavillion to show off your products. Be wise! It's now our time to boost sales by "redefining" our company's website in another point of view.

Jadi, bila selama ini Anda cuma menganggap bahwa website perusahaan Anda cuma profil dan brosur online, ubahlah mindset itu segera. Kindly consider these Click here to read more...

Saturday, December 13, 2008

Aqua: Donasi Korporasi Untuk Publik

Selalu ada perasaan dan emosi yang menggelegak kalau melihat iklan yang dirilis Danone Aqua mengenai proyek air bersih bagi masyarakat Timor. It's huge... It's awesome! Sebagai orang awam, yang segera terlintas di pikiranku adalah kapan saya dan kita bisa berbuat lebih, melakukan tindakan nyata untuk publik yang seperti itu. Dibatasi oleh banyak hal, terutama dana, banyak dari kita (yes! Many of us...) yang bersikap apatis dan langsung "ogah" untuk melangkah jauh.

What I'd love to say here is, this shouldn't be a matter of exception. Apa yang dilakukan oleh korporasi-korporasi, seperti Danone Aqua, adalah kebijakan terbaik untuk menghimpun profit dari masyarakat dan mengembalikannya ke publik dalam bentuk yang riil. Bukannya saya bertindak sebagai blogger yang dibayar untuk menulis hal ini. Nope!... Saya tidak dibayar untuk itu. Tapi Click here to read more...

Thursday, December 11, 2008

Social Time Bomb of Jakarta

It's always interesting to observe and analyze the social issues covering up Jakarta. This capital of Indonesia, has complex problems in terms of many things and would have gained the impacts within.

Set up your steps to humble poor kampongs and societies in Jakarta. Surrounding the skyscrappers and huge malls, these are all panorama of contradiction we may looking at. The gap is too wide to be measured. On one side, there are people who have accesses to sufficient and luxurious living, transportation, food, entertainment, education, and good jobs - though it's stressful sometimes. Contrary to this, most people spend more than half of their salary (and wages) for transportation purpose, and Click here to read more...

Wednesday, December 10, 2008

Reviving Mobile Blogging

By now, if you haven't even heard and visited a blog, you might have been living in a cave. It is serious. This new media - if I may say so, is a new powerful tool for people among the world. And I myself have been enjoying the fruit of blogging, indeed.

Okay, I won't tease nor even preach you more about blogging and its fruits. But here I'm going to tell you such a practical and easiest way to send your idea to your blog and let it be conveyed throughout the blogosphere. It is, mobile blogging.

The first thing you got to have, after a blog account for sure, is an e-mail account which support POP3 and or IMAP4. The second is the handheld (mobile phone and smartphone) which has e-mail client feature in it. Nowadays, low-end phones, like my Nokia 1680c, do support e-mail client feature. Moving up to the next step, let's configure Click here to read more...

Sunday, November 23, 2008

Rumah Itu Tak Lagi Sama

Entah kenapa, rasa sesak itu muncul lagi. Tiap kali kenyataan muncul bahwa aku harus datang ke rumah itu lagi, ada beban yang "lang terkataken", susah disampaikan secara verbal.

Rumah itu, yang setahun lalu kutinggalkan, sudah banyak berubah. Lingkungannya juga tak jauh beda, berubah. Tak ada lagi anak-anak kecil ribut di jalan atau mengaji di tempat Atok. Satu yang tetap sama, suara jangkrik waktu malam. Berisik tapi damai.

Sudah dua kali rumah itu kudatangi sejak aku setengah ragu menginjak keluar dari dalamnya. Kepulangan pertama, suasana ramai. Paling ramai sejak rumah itu dibangun. Imagi aneh yang membekas, disambut tangis dan dipeluk. Orang-orang di dalam rumah menangis melihat peti itu. Kepulangan kedua... rumah itu jadi sedikit aneh. Satu yang mencolok, halaman rumah dan isi rumah kelihatan tak serapi dulu.

Aku tahu... Banyak yang berubah. Ibuku tak lagi punya waktu untuk membenahi rumah atau melanjutkan hobi berkebunnya. Ibuku menjadi satu-satunya kepala keluarga, dengan "kedaulatan" yang memang ada di tanganku sebagai anak sulung lelaki. Ia menjadi sedikit lebih gemuk dan terlihat lebih tua. Entah ini cuma perasaanku yang jarang melihatnya, karena setiap mau ber-video call, cakupan sinyal 3G tak terlalu bagus disana. Akulah yang menjadi korban teknologi ini, tak bisa puas melihat wajahnya.

Ia tak pernah sudi menerima kiriman uang dariku. Kedua bapak ibuku dari dulu memang "aneh", tak pernah mau menerima uangku. "Ditabung aja", itu alasannya. Tapi sesekali kukirim juga uang, dengan alasan sebagai hadiah untuk adik-adikku yang masih kuliah itu.

Sesekali kulihat kursi-kursi dan pojok favorit bapakku; spot-spot tempat ia dulu sering bermain gitar asal-asalan. Lagu-lagunya tak jauh dari lagu-lagu Jeffry S. Tjandra.

Aku tahu... Ibuku pasti punya kesusahannya sendiri. Bisnisnya mungkin tak semulus beberapa bulan lalu. Adikku yang cowok itu juga mau tahap skripsi, si cewek yang bungsu juga punya kebutuhannya sendiri. Yeah... You know lah, cewek...

Besok aku pulang lagi, ke Lubuk Pakam, ke rumah itu lagi. Entah kesan apa lagi yang muncul nanti. Tapi kepulanganku dua bulan lalu memang kusyukuri. Besok, mungkin omelan, repetan ibuku tak seperti dulu. Badanku sedikit lebih gemuk sekarang. Kantong mata, tanda kurang tidur, sudah dihapus. Semoga dia tak khawatir lagi. Memang anak kurang ajar lagi bebal egois diriku, sering membuat dia khawatir. Lha, orangtuaku saja sering bingung menghadapiku, mungkin sudah bosan menasehatiku, apalagi orang-orang yang baru kukenal setahun ini.

Senang bisa pulang lagi, tapi kalau pulang karena alasan "Medan". Heghh... Mungkin bukan. Kota itu jadi agak asing buatku; jalanan yang semakin banyak rusak, aroma politiknya juga membuat jijik jengah. Entahlah, lagipula saya bukan orang Medan, saya orang Lubuk Pakam, orang Deli yang semua suku aslinya melebur dalam darahku; Simalungun, Karo, Melayu.
Rumah itu... tak akan lagi pernah sama.

(Ele, Jakarta 23 Nov 2008)

Monday, November 03, 2008

Valid E-mail Address, Please...

Hello all...

Please be well informed that I have sent you guys invitaions to join this blog - surely for those who had asked for invitations. But unfortunately, most of you didn't give the valid email address. It was such a pain... Sorry guys, but I need your valid address, not a fake one.

Please, please be well noted. This will really help this blog improved day passes by.

Thank you,
Admin

Saturday, April 05, 2008

Goodbye Evi

Maret lalu... bulan terberat bagiku pribadi. Tanggal 11 Maret bapakku meninggal dan aku harus meninggalkan Surabaya untuk beberapa hari.

Sewaktu "pulkam" kemarin itu, something inside me mendorong untuk menjumpai seorang kawan, Evi Kristina Bukit (angkatan 2003, IPA-2). Tapi semua sangat terburu-buru, kukira nanti akan jumpa dia kalo pulkam lagi. Jadi nggak sempat. Tapi aku salah. Seharusnya aku nggak mengabaikan suara hati...

Senin lalu, 31 Maret, Evi sudah tiada... One of my best friends I ever had in my life! Thank you so much Vi for the friendship & motivation you gave during my dark period. I'll remember you... See you again someday.